REVOLUSI-REVOLUSI BESAR DI DUNIA DAN PENHGARUHNYA BAGI INDONESIA

 



1.    Revolusi Perancis (1789 – 1799 )

Pada awal abad XVII M, keadaan negara di Eropa diperintah oleh raja-raja yang mempunyai kekuasaan absolut, kecuali Inggris.

Ciri-ciri kekuasaan absolut sebagai berikut :

1.      Kekuasaan raja tidak terbatas.

2.      Kekuasaan raja tidak diatur dan tidak dibatasi oleh undang-undang.

3.      Kekuasaan raja tidak diawasi oleh parlemen.

4.      Raja menganggap dirinya sebagai wakil Tuhan sehingga tidak pernah salah.

5.      Raja memerintah secara turun temurun.

6.      Raja bertindak sewenang-wenang.

Keadaan politik di Perancis

Di Perancis berkembang kekuasaan raja yang bersifat monarki absolut. Kekuasaan ini berkembang karena adanya pengaruh dari ajaran Nicolo Machiaveli dari Perancis. Ia menulis ajarannya dalam buku II Principe ( Sang Raja ). Buku ini menggambarkan kekuasaan raja yang absolut dan mutlak. Contoh raja Perancis yang menganut sistem monarki absolut adalah Louis XIV. Semboyan raja Louis XIV yang terkenal, yaitu L”etat c”est moi ( Negara adalah Saya ).

Keadaan Masyarakat di Perancis

Masyarakat Prancis terbagi tiga golongan :

1)     Golongan 1   : golongan bangsawan dengan hak-hak istimewa dan memegang kekuasaan dalam pemerintah. Bebas pajak,  tetapi menarik pajak.

2)     Golongan 2   : golongan agama yang setia kepada raja. Tidak bayar pajak.

3)     Golongan 3   : golongan dagang, pekerja, dan rakyat kecil. Wajib bayar pajak.

Tokoh penganjur perubahan dalam bidang sosial politik

1.      Denis Dedorat ( 1685-1753 ) dan J.D.D”Alembert (1717-1784 ) berhasil menyusun sebuah Ensiklopedia yang memuat segala pengetahuan yang rasional sehingga merupakan kritik-kritik terhadap peraturan yang kolot.

2.      John Locke (1685-1753) seorang ahli tata negara berasal dari Inggris. Mengatakan bahwa suatu negara akan baik jika ada pembagian kekuasaan, yaitu :

a)     Legislative Power ( pembuat undang-undang ).

b)     Executive Power ( pelaksana undang-undang ).

c)      Attributive Power ( pengawas undang-undang ).

3.      Montesqieu ( 1689-1755 ) berasal dari Perancis. Ia seorang bangsawan dan ahli hukum yang mengemukakan teori Trias Politica ( pemisahan Kekuasaan ), dengan tujuan agar suatu negara menjadi baik.

Trias Politica itu meliputi :

a)     Legislative Power ( pembuat undang-undang ).

b)     Executive Power ( pelaksana undang-undang ).

c)      Attributive Power ( pengawas undang-undang ).

4.      Voltaire ( 1694-1778 ) seorang bangsawan Perancis dan seorang ahli kebebasan.

5.      Jean Jacques Rousseau ( 1712-1778 ) seorang bangsawan Perancis. Ia seorang ahli pendidikan dan terkenal sebagai Bapak Demokrasi. Karyanya yang terkenal adalah “Du Contract Social” ( perjanjian rakyat ).

Sebab-sebab Revolusi Perancis

                    I.            Sebab-sebab umum Revolusi Perancis

a.       Adanya kepincangan dalam masyarakat.

b.      Adanya pengaruh rasionalisme dan Aufklarung.

c.       Pengaruh perang kemerdekaan Amerika Serikat ( 1776 ).

d.      Berkembangnya paham feodalisme.

e.       Berkembangnya kekuasaan raja yang bersifat monarki absolut.

f.        Adanya vacum of power ( kekosongan kekuasaan ).

                  II.            Sebab Khusus Revolusi Perancis

Pada saat itu, keadaan keuangan negara Perancis kosong karena dihambur-hamburkan oleh raja bersama permaisurinya yang bernama Maria Antoinette. Golongan pajak dan golongan agama tidak membayar pajak karena sebelumnya tidak wajib pajak. Akibatnya, rakyat yang menanggung beban berbagai macam pajak.

Tujuan Revolusi Perancis

Revolusi Perancis bertujuan untuk menumbangkan kekuasaan raja yang bersifat monarki absolut ( feodal ). Revolusi Perancis didukung dengan semboyan kebebasan, persamaan, dan persaudaraan ( liberte, egalite, dan fraternite ).

Meletusnya Revolusi Perancis

Pada tanggal 14 Juli 1789, rakyat yang marah menyerbu Penjara Bastille. Mereka membubarkan semua tahanan politik yang seluruhnya berjumlah tujuh orang, membunuh penjaga penjara dan para pejabatnya serta merebut amunisi yang tersimpan di penjara tersebut.

Dampak Revolusi Perancis

1.      Munculnya paham nasionalisme.

2.      Munculnya paham demokrasi.

3.      Munculnya perlindungan hak asasi manusia.

4.      Munculnya golongan terpelajar akibat adanya politik etis. Golongan terpelajar inilah yang peduli akan nasib bangsanya. Mereka ingin menyelamatkan bangsanya dari kebodohan dan keterbelakangan akibat penjajahan. Oleh karena itu, mereka mendirikan organisasi-organisasi yang bertujuan memajukan bangsanya.

2. Revolusi Amerika ( 1775 – 1783 )

Amerika berusaha mencari kebebasan akibat tekanan yang dilakukan oleh pemerintah Inggris dalam bidang politik dan ekonomi.

a.       Terjadinya Revolusi Amerika

Revolusi Amerika dilatarbelakangi oleh keinginan rakyat untuk melepaskan diri dari penetrasi pemerintah kolonial Inggris yang semakin kuat, seperti :

1.      Kewajiban bayar pajak yang semakin besar.

2.      Pemaksaan menjual hasil bumi kepada Inggris.

3.      Pemaksaan membeli produk-produk Inggris.

Revolusi Amerika diawali oleh “The Boston Tea Party” saat kapal Inggris berlabuh di pelabuhan Boston untuk memaksa Amerika membayar pajak atas teh yang mereka bawa, tapi Amerika menolak. Kemudian rakyat Amerika menyamar masuk kapal Inggris untuk membuang teh tersebut, dan mereka di hukum oleh Inggris. Tindakan itu di protes rakyat Amerika yang dipimpin George Washington . Terjadilah revolusi, dan perang tidak dapat terhindarkan.

Akhirnya pada 4 Juli 1776, kemerdekaan Amerika diproklamasikan. Proklamasi itu disusun oleh Thomas Jefferson dalam kongres di negara bagian Philadelpia yang dihadari 13 negara bagian. Dalam proklamasi itu terdapat pernyataan HAM yang disahkan pada 1778. Untuk membahas masalah konfederasi maka diadakan kongres pada1777 dan terbentuklah negara Amerika Serikat atau United States of America (USA).

b.      Dampak Revolusi Amerika terhadap Pergerakan Nasional Indonesia

1.         Revolusi Amerika telah mendorong bangsa Indonesia, khususnya kaum pergerakan nasional Indonesia untuk melawan penjajah.

2.         Adanya pengakuan terhadap HAM telah mendorong kaum pergerakan nasional mempertahankan hak rakyat Indonesia untuk lepas dari kebodohan dan keterbelakangan akibat penjajah.

3.         Revolusi Amerika melahirkan sikap untuk mempertahankan kebebasan, kemerdekaan, dan penghormatam terhadap sesama manusia.

3. REVOLUSI RUSIA ( 1917 )

Revolusi rusia terjadi pada tahun Februari 1917- Oktober 1917. Perekonomian rusia sangat kacau, negara kekurangan bahan makanan yang menyebabkan rakyat kelaparan. Peristiwa tersebut menimbulkan ketidakpercayaan rakyat terhadap Tsar Nicholas II. Gerakan ini dilatarbelakangi oleh perubahan agraria menyebabkan para petani kehilangan tanah miliknya.

Berbagai kejadian tersebut, mengakibatkan penduduk St. Petersburg melakukan aksi protes pada februari 1917. Aksi tersebut dilakukan oleh para buruh di berbagai perusahaan.Untuk mengatasi keadaan tersebut, tentara diperintahkan untuk menembaki para demonstran dan para buruh yang melakukan aksi mogok. Tetapi perintah tersebut tidak ditaati oleh para tentara. Akibatnya golongan Kadet, Menshevik, dan Bolshevik memaksa Tsar Nicholas II untuk turun tahta. Setelah Tsar Nicholas II turun tahta, Kadet menggantikan kepemimpinan tetapi tuntutan rakyat tidak dikabulkan karena golongan ini masih ragu untuk mengadakan perubahan karena situasi yang tidak menentu.Keadaan tersebut dimanfaatkan golongan Menshevik yang dipimpin Karensky melakukan kudeta, dan berhasil menggulingkan golongan Kadet. Langkah pertama yang dilakukan Karensky adalah mengumumkan berdirinya Republik Rusia, mengembalikan nama baik Rusia yang telah merosot dimata internasional akibat kekalahan Rusia atas Jepang pada tahun 1905. Karensky juga memimpin serangan terhadap Jerman tetapi karena gagal maka menyebabkan rakyat tidak percaya lagi pada pemerintahan Menshevik yang dipimpin Karensky.Situasi tersebut dimanfaatkan oleh golongan Bolshevik yang dipimpin oleh Lenin dan Leon Trotsky menyebarkan propaganda kepada rakyat. Mereka membentuk tentara sendiri yang disebut Tentara Merah. Akhirnya pada tanggal 25 Oktober 1917, golongan Bolshevik dapat menggulingkan pemerintahan Menshevik.Golongan Bolshevik dibawah pimpinan Lenin mulai mengadakan perubahan sesuai dengan propaganda yang telah dilakukan.Di antaranya dengan membagi-bagikan tanah kepada petani, memperbolehkan para buruh menyita pabrik-pabrik, membagi-bagikan makanan kepada penduduk, memghapuskan semua utang-piutang pemerintahan sebelumnya, dan bank-bank menjadi milik negara.

Dampak Revolusi Rusia terhadap Pergerakan Nasional Indonesia

1.   Menimbulkan munculnya paham Marxisme(ajaran Karl Marx) /Leninisme (ajaran Lenin)

2.   Paham Komunis yang berkembang di Rusia, menyebabkan timbulnya paham komunis di Indonesia.

3.   Dengan demikian, mumcullah tokoh-tokoh Komunis yang akhirnya ingin mendirikan negara Komunis di Indonesia.

4.   Muncul pemberontakan PKI bulan November di Jakarta, September 1948, Oktober 1965 di Jakarta.

4. Revolusi Rusia

a.      Terjadi Revolusi Rusia

Revolusi Rusia terjadi pada Februari 1917 Oktober 1917. Revolusi Rusia terjadi karena kekalahan Rusia terhadap Perang Dunia Ke I. Kekalahan itu berdampak terhadap perekonomian Rusia. Perekonomian Rusia terjadi karena kekalahan tersebut menimbulkan ketidakpercayaan rakyat terhadap Tsar Nicolas II. Gerakan ini dilatarbelakangi oleh perubahan Agraria yang menyebabkan pada petani kehilangan tanah miliknya.

Berbagai kejadian tersebut pada februari 1917

             

Untuk mengatasi keadaan tersebut, tentara diperintahkan menembaki para demonstran dan para buruh. Akan tetapi, perintah tidak diindahkan oleh para tentara. Akibatnya, golongan Kadet, Menshevik, dari Bolshevik memaksa Tsar Nicholas II untuk turun takhta. Setelah  Tsar Nicholas II turun takhta, Kadet menggantikan kepemimpinan tetapi tuntutan rakyat tidak dikabulkan karena golongan ini masih ragu untuk mengadakan perubahan karena situasi yang tidak menentu.

Keadaan  tersebut dimanfaatkan golongan Menshevik yang dipimpin Kerensky melakukan kudeta. Kudeta tersebut akhimya berhasil dan  golongan Menshevik dapat menggulingkan golongan Kadet. Karensky mengumumkan berdirinya Republik Rusia kepada seluruh rakyat. Dalam masa pemerintahannya juga, ia memimpin serangan terhadap Jerman. Serangan tersebut bertujuan mengembalikan kehormatan Rusia di mata dunia. Akan tetapi, serangan tersebut mengalami kegagalan sehingga hal itu menyebabkan rakyat tidak percaya lagi pada pemerintahan Menchevik  yang dipimpin Korensky.

Situasi tersebut dimanfaatkan oleh golongan Bolshevik. Golongan Bolshevik yang dimotori oleh Lenin dan Leon Trotsky menyebarkan propaganda kepada rakyat. Mereka membentuk tentara sendiri yang  disebut dengan Tentara Merah. Propaganda tersebut disambut oleh rakyat sehingga golongan Bolshevik melakukan revolusi besar-besaran. Akhirnya, pada 25 Oktober 1917,  golongan Bolshevik dapat menggulingkan pemerintah Menshevik.

Golongan ini juga melakukan perundingan perdamaian dengan Jerman pada 1918 yang dikenal dengan nama Perdamaian Brest Litovsky.

 

 

b. Dampak Revolusi Rusia terhadap Pergerakan Nasional

Revolusi Rusia berdampak terhadap pergerakan nasional Indonesia.Revolusi tersebut menimbulakan   munculnya paham marxisme. Paham komunisme yang berkembang  di  Rusia, menyebabkan timbulnya komunisme di Indonesia. Dengan demikian, muncullah tokoh-tokoh komunis yang akhimya ingin mendirikan negara komunis di Indonesia.

4. Revolusi Industri ( Inggris)
 Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan.
 Revolusi Industri yaitu perubahan yang cepat di bidang ekonomi yaitu dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai. Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan menjadi menggunakan mesin. Istilah "Revolusi Industri" diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19.

 Pada abad pertengahan, kehidupan di Eropa diwarnai oleh system feodalisme yang mengandalkan sektor pertanian, lazim disebut Latifundia (pertanian tertutup) Hubungan perdagangan antara Eropa dengan dunia Timur (Timur Tengah dan Asia) tertutup setelah perdagangan di Laut Tengah dikuasai oleh para pedagang Islam abad ke 8 sampai abad ke 14. Dengan meletusnya perang salib (1096-1291) hubungan Eropa dengan dunia Timur hidup kembali. Muncul kota-kota dagang antara lain Geonoa, Florence dan Venesia yang semula menjadi pusat pemberangkatan pasukan salib ke Yerusalem. Lahirnya kembali kota-kota dagang diikuti oleh munculnya kegiatan industri rumahan (home industry). Dari kegiatan ini terbentuklah Gilda yaitu perkumpulan dari pengusaha sejenis yang mendapat monopoli dan perlindungan usaha dari pemerintah. Gilda hanya memproduksi jika ada pesanan dan hanya satu jenis barang yang diproduksi misalnya gilda roti, gilda sepatu, gilda senjata dan lain-lain.

 [Peta Pusat Industri dan Pertambangan Inggris] Sejak tahun 1350 (abad 14) muncul organisasi perserikatan kota-kota dagang di Eropa utara yang disebut Hansa. Tujuan pembentukan hausa adalah untuk bersama-sama melindungi usaha perdagangan didukung oleh armada laut dan pasukan sendiri. Kemudian pada abad 15 dan 16, ditemukan banyak wilayah baru atau tanah jajahan di Afrika, Asia, dan Amerika oleh pelaut-pelaut Eropa sehingga berkembanglah perdagangan lewat laut yang kemudian mengakibatkan terbentuknya kaum borjuis yang kaya dan sangat berpengaruh di Inggris, Nederland, Prancis, beberapa daerah di Jerman dan Italia. Kemunculan golongan menegah ini yang menguasai sektor ekonomi dan melahirkan kapitalisme, akhirnya melahirkan ketegangan dengan tuan tanah yang telah mendominasi sebelumnya.

 Revolusi ini ditandai dengan penyebaran Pencerahan, keberhasilan para filsuf dan karya-karya mereka. Mereka berupaya memperluas kemampuannya dalam menguasai alam dan memperbanyak pengetahuannya. Yang terpenting, dalam kaitannya dengan ekonomi, mereka bertekad mengurangi dan mengganti kerja kasar atau tenaga manusia dengan mesin. Kecenderungan ini terjadi menjelang tahun 1750, di Prancis, Jerman, Nederland dan terutama di Inggris. Dengan adanya bahan mentah yang melimpah dari tanah jajahan ditambah kecenderungan untuk efisiensi kerja untuk menghasilkan yang sebesar-besarnya, maka perdagangan yang ada saat telah menghapus ekonomi semi-statis abad-abad pertengahan menjadi kapitalisme yang dinamis yang dikuasai oleh pedagang, bankir, dan pemilik kapal. Inilah awal perubahan yang cepat dan keras dalam dunia ekonomi yang kemudian memunculkan Revolusi Industri, yang bukan hanya bergerak dalam perdagangan, tetapi juga pada dunia produksi.

1. Faktor Ekstern :
a. Revolusi ilmu pengetahuan abad 16 : Francis Bacon, Rene Descartes, Galileo Galilei, Copernicus, Isaac Newton dll.
b. Ditunjang adanya lembaga-lembaga riset yaitu : The Royal Society for Improving Natural Knowledge dan The Royal Society of England (1662)

2. Faktor Intern :
a. Keamanan dan politik dalam negeri yang mantap
b. Berkembangnya kegiatan wiraswasta dari masyarakat kaya dan pemilik modal
c. Munculnya minat masyarakat pada industri manufaktur
d. Inggris, memiliki jajahan yang luas
e. Kaya akan sumber alam antara lain batubara (cokes) dan biji besi yang tinggi mutunya.
f. Munculnya paham ekonomi liberal
g. Munculnya revolusi agraria dalam penataan tanah dan metode baru dalam pertanian.
h. Pada abad 17 berkembanglah dunia pelayaran dan perdagangan.
Di Inggris banyak berdiri kongsi dagang : EIC, Virginia Co, Plymouth Co dan Massachussets Bay Co.

 [Jenny - Mesin Pemintal Benang] Tidak diketahui kapan tepatnya revolusi industri dimulai. Ada yang berpendapat bahwa revolusi industri dimulai sejak Abad Pencerahan, bahkan ada juga yang berpendapat sejak masa Yunani. Akan tetapi secara umum dikatakan bahwa revolusi industri berawal dari negara Inggris sekitar tahun 1760. Inggris mendahului negara lainnya dalam hal pembangunan pabrik yang menggunakan mesin berat. Revolusi industri, pertama kali, ditandai dengan penggunaan mesin untuk pabrik pemintalan kapas. Dari tahun 1760 sampai 1870 banyak disaksikan penggunaan mesin-mesin ini. Salah satu yang dikembangkan adalah mesin pemintal benang yang diberi nama "Jenny" yang diciptakan James Hargreaves, pada tahun 1767, yang diambil dari nama istrinya. Hanya saja, mesin ini ternyata tidak kuat, sampai di temukannya kerangka air oleh Ricard Arkwight dua tahun kemudian.

 Pada tahun 1779, Samuel Croupton menggabungkan alat pemintal "Jenny "dengan karangka air menjadi sebuah mesin yang diberi nama "Mule". Salanjutnya, ditemukan juga mesin tenun oleh Cartwright pada tahun 1785 yang disempurnakan beberapa tahun kemudian. Penemuan-penemuan ini, pada gilirannya mendorong munculnya sistem pabrik. Sebab, mesin pemintal benang, kerangka air, penggulung benang dan lainnya adalah mesin besar dan berat yang tidak bisa dipasang di kedai yang dioperasionalkan oleh seorang pekerja. Artinya disini perlu dana dan lahan yang besar. Untuk itulah maka pertama kalinya tahun 1771 Ricard A penemu mesin kerangka air mendirikan sebuah pabrik.

 Pada perkembangan selanjutnya dengan ditemukan mesin uap yang bisa dipergunakan sebagai penggerak mesin berat, sistem pabrik menjadi semakin berkembang. Pada gilirannya, sistem kerja mesinmesin dalam pabrik ini kemudian melahirkan temuan-temuan mesin baru yang mendorong lahirnya industri-industri besar berikutnya. Pada tarap berikutnya, munculnya industri-industri besar hasil penemuan mesin-mesin "sederhana" sebelumnya, melahirkan penemuan dalam bidang tranportasi, kereta api, kendaraan bermesin (otomobil), navigasi uap (kapal uap), telegram dan alat-alat pertanian.

 [Mesin Uap James Watt] Kenyataan ini, pada gilirannya juga melahirkan industri baru untuk mendukung penemuan-penemuan tersebut. Penemuan -penemuan lainya :
a. John Kay menemukan kumparan terbang.
b. Edmund Cartwright menemukan alat tenun dengan tenaga uap tahun 1785.
c. James Watt menemukan mesin uap yang dipatenkan pada tahun 1796.
d. George Stephenson menemukan Kereta Api yang dinamakannya "Rocket" pada tahun 1829.
Atas hasil temuannya James Watt sering digelari Bapak Revolusi Industri walaupun sebenarnya penemuannya merupakan penyempurnaan mesin uap hasil penemuan Thomas New Comen tahun 1712.

 Penemuan berikutnya tidak hanya dibidang mesin produksi tekstil saja tetapi juga alat transportasi darat, laut dan udara, elektronika yaitu pesawat telepon, telegraph dan radio serta bidang kimia. Penemuan tidak hanya di Inggris melainkan juga merambah ke negara lain seperti Perancis, Italia, Belanda, Amerika Serikat , dst. Pada tahun 1851 ratu Victoria membuka pameran mesin-mesin. Selain itu pada tampak bertebaran pusat-pusat industri dan pertambangan di seluruh Inggris.

 Setelah berjalan satu abad, sekitar tahun 1860, Revolusi Industri memasuki fase baru yang berbeda dari apa yang sudah lalu, yang dikenal sebagai Revolusi Industri tahap kedua. Kejadian-kejadian yang terjadi pada periode itu terutama ada tiga hal : perkembangan proses Bessemer dalam membikin baja pada tahun 1856; penyempurnaan dinamo kira-kira pada tahun 1873; dan penciptaan mesin pembakaran di dalam pada tahun 1876. Perbedaan antara Revolusi Industri tahap kedua ini dibanding tahap pertama adalah, (1) adanya penggantian baja ditempat besi sebagai bahan industri pokok; (2) penggantian batu arang dengan gas dan minyak sebagai sumber pokok tenaga dan penggunaan listrik sebagai bentuk pokok tenaga industri; (3) perkembangan mesin otomatis dan peningkatan yang tinggi spesialisasi buruh; (4) penggunaan campuran dan metal yang ringan dan hasil industri kimia; (5) perubahan radikal dalam transportasi dan komunikasi; (6) pertumbuhan bentuk-bentuk baru organisasi kapitalis; dan (7) tersiarnya industrialisasi di Eropa Tengah dan Timur dan bahkan di Timur Jauh.

 Dampak negatif revolusi industri khususnya di Inggris adalah upah buruh yang murah menyebabkan timbulnya keresahan yang berakibat pada munculnya kriminalitas dan kejahatan. Upaya untuk memperbaiki nasib buruh dan masalah sosial di Inggris melahirkan aliran sosialisme dan revolusi sosial yang ditandai dengan keluarnya undang-undang berikut ini :
1. Catholic Emancipation Bill (1829) menetapkan hak yang sama bagi umat protestan dan katolik.
2. Abolition Bill (1833) berisi penghapusan system perbudakan di daerah jajahan Inggris.
3. Factory Act (1833) yang menetapkan undang-undang pekerja kaum wanita dan anak-anak.
4. Poor Law (1834) berisi pendirian rumah-rumah bagi pengemis, penganggur dan usia lanjut. 

 

 Pengaruh Revolusi Industri bagi Indonesia
Sebagai tanah jajahan tentu segala perubahan sosial, budaya, dan masyarakat yang terjadi di Belanda (Eropa) juga berpengaruh di Indonesia. Industrialisasi mulai masuk di Hindia Belanda sejak masuknya investasi kapital untuk pengembangan industri-industri perkebunan di Jawa pada pertengahan abad XIX. Anda tentu tahu bahwa saat itu pemerintah menerapkan politik pintu terbuka. Segala kebijakan pemerintah kolonial berorientasi pada pengerukan keuntungan ekonomis. Seluruh sumber kekayaan alam yang ada di tanah jajahan dieksploitasi dan dibawa ke negara induk.

Industrialisasi di Hindia Belanda
Penemuan teknologi mesin uap di Inggris tahun 1850-an membawa dampak yang besar bagi Hindia Belanda. Beragam industri manufaktur mulai berdiri dengan mengolah hasil komoditas terutama memproduksi makanan, minuman, gula, dan tembakau. Sampai tahun 1871 telah berdiri 362 pabrik pengolah makanan, minuman, dan tembakau serta 342 pabrik gula.

 Ada dua hal yang sangat memengaruhi perkembangan industri di Hindia Belanda, yaitu pembukaan Terusan Suez dan dikeluarkannya Undang-Undang Agraria Tahun 1870. Pembukaan Terusan Suez mampu memudahkan transportasi dan ekspor impor barang dari Hindia Belanda. Sementara itu, undang-undang agraria memungkinkan dibukanya sektor perkebunan dan pertanian oleh swasta. Akibatnya, terjadi percepatan pengembangan industri. Pada tahun 1871-1875 industri pengolahan makanan, minuman, dan tembakau berjumlah 845 buah, serta industri gula berjumlah 8.080 buah. Industri ini terus berkembang. Hingga tahun 1930 di Hindia Belanda telah berdiri 1.920 industri makanan, minuman, dan tembakau. Selain itu. ada 1.389 industri gula, 391 industri pengolahan hasil tambang dan kimia, 101 industri pengolahan kayu, 91 industri metal dan mesin, serta 50 pabrik tekstil dan garmen.

 Pemerintah kolonial juga membuat kebijakan industrialisasi tanaman perdagangan untuk meningkatkan pendapatan setelah VOC mangalami kebangkrutan. Gubernur Jenderal van den Bosch berhasil memberikan surplus yang luar biasa kepada pemerintah kolonial dan membawa kemakmuran warga Belanda serta Eropa di Hindia Belanda. Dampaknya bagi penduduk. terjadi perubahan-perubahan mendasar di dalam struktur ekonomi dan sosial di Jawa. Banyak penduduk yang mulai menjalankan kegiatan di luar sektor pertanian sebagai penghasilan tambahan, mulai berkembanglah alat tukar dan kepentingan pasar. Selain itu, hubungan antarmasyarakat juga semakin luas. Hal ini antara lain sebagai dampak diversifikasi lapangan pekerjaan oleh perusahaan-perusahaan dan dikeluarkannya Undang-Undang Agraria Tahun 1870 yang memungkinkan swasta menanamkan modalnya sampai 75 tahun.

 Pemerintah kolonial juga mulai membangun sarana transportasi di daerah pedalaman oleh perusahaan Nederlandsch Inlandsche Spoorweg (NIS), untuk mengangkut hasil gula sampai pelabuhan di Semarang tahun 1872. Setelah dibangunnya jalur kereta api di daerah Vorstenlanden (wilayah Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta), keuntungan yang diraih mencapai 2,6 juta gulden dan dalam jangka lima tahun jumlah pengiriman barang mencapai 270%. Tidak aneh bila Vorstenlanden menjadi sentra industri terpenting di Jawa. Sebesar 80% tanah sultan di Yogyakarta dijadikan areal penanaman tebu yang mendukung industri gula.

 Kondisi perekonomian kolonial hancur berantakan ketika terjadi krisis ekonomi dunia tahun 1929-1930 yang dikenal dengan malaise. Banyak buruh dipulangkan dan menjadi pengangguran. Pada saat itulah mulai muncul industri-industri di luar eksploitasi tanaman produktif. Mulailah penduduk menekuni sektor kerajinan rakyat seperti tenun, batik atau lurik, dan stagen. Dr. Sutomo mencanangkan gerakan swadesi tahun 1 933. Oleh karena itu, pemerintah kolonial mengembangkan industri kerajinan tenun di Hindia Belanda. Selain itu, pemerintah juga membuka bank-bank kredit usaha kecil hingga ke pedesaan. Dampaknya sungguh luar biasa, pada tahun 1930 tercatat ada 500 buah alat tenun bukan mesin dan 40 alat tenun mesin.

 

Comments

Popular posts from this blog

Kuntowijoyo: Pengantar Ilmu Sejarah (Review)

Perkembangan politik dan ekonomi Indonesia awal kemerdekaan (1945-1965)

Liga Muslim di India