Kuntowijoyo: Pengantar Ilmu Sejarah (Review)
Pengantar Ilmu Sejarah
Dalam buku Pengatar Ilmu Sejarah yang ditulis oleh Kuntowijoyo ini saya akan mencoba membahas atau mereview hal penting dari setiap bab yang ada. Namun, sebelum memulai untuk membahas atau mereview kembali buku tersebut saya akan menjelaskan apa itu sejarah menurut pribadi diri saya sendiri.Sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku, kehidupan, dan kebudayaan dimasa lampau. Sejarah bisa digunakan untuk membedakan kehidupan dimasa lalu dengan masa sekarang, bahkan bisa digunakan sebagai referensi untuk memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sejarah sangat berhubungan erat dengan manusia dan waktu. Mengapa harus manusia dan waktu ? Karena menurut saya sendiri objek yang diteliti oleh sejarah dan para sejarahwan adalah bagaimana kehidupan manusia pada waktu itu dan apa saja peristiwa yang terjadi pada waktu itu juga. Sejarah tidak bisa dihilangkan, tetapi sejarah itu harus dikenang dan diingat untuk kita bisa menjadi manusia dimasa sekarang yang mambawa perubahan lebih maju, baik bagi diri sendiri maupun bagi bangsa dan negara Indonesia. Setiap waktu yang sudah kita lewatipun itu bisa dibilang sebuah sejarah dalam kehidupan kita pada masa lalu (waktu yang sudah terlewati) yang tidak bisa diulang atau diputar kembali. Itu tadi adalah pengertian sejarah menurut saya sendiri dan pandangan saya tentang bagaimana itu sejarah. Baiklah, saya akan mulai membahas tentang review buku Pengantar Ilmu Sejarah tersebut. Review buku ini benar-benar saya tulis sendiri dan saya buat sendiri berdasarkan apa yang sudah saya baca, pelajari, dan saya pahami.
Judul Buku : PENGANTAR ILMU SEJARAH
Penulis Buku :KUNTOWIJOYO
Penerbit Buku :Tiara Wacana
Tebal Buku :190 halaman
BAB 1
APAKAH SEJARAH ITU ?
Di bab pertama ini, kita akan membahas kembali tentang apakah itu sejarah ?Sejarah dalam bahasa arab yaitu syajara yang berarti terjadi, dan bahasa syajarah berarti pohon. Dalam bahasa Inggris, sejarah itu history. Ada juga dari bahasa Latin dan Yunani yaitu historia, dalam bahasa Yunani tersebut disebutkan kata histor atau istor yang mempunyai arti orang pandai.
Dalam mempelajari apa itu sejarah dimasa perkuliahan tentu sangat berbeda dengan masa di SMP dan di SMA. Disaat kita sudah menjadi mahasiswa dibangku perkuliahan, maka cara pembelajaran yang kita dapatkan juga berbeda. Pada masa perkuliahan kita lebih dituntut untuk bersikap dan berpikir secara kritis. Peristiwa sejarah pada masa lampau tentulah sangat banyak, dibangku perkuliahan ini kita harus bisa menganalisis peristiwa yang sudah pernah terjadi tentang apa penyebab dan akibatnya.
Dalam bab 1 ini juga membahsa tentang kata-kata yang menggunakan sejarah, yaitu ada guru sejarah, pegawai sejarah, pencatat sejarah, pelaku dan saksi sejarah, dan peneliti seta penulis sejarah. Menurut yang saya baca, guru sejarah adalah seseorang yang memberikan pengetahuan tentang peristiwa yang pernah terjadi dimasa lampau. Namun, seorang guru sejarah seharusnya bukan hanya menceritakan peristiwa yang pernah terjadi dimasa lampau tetapi sebaiknya juga menanamkan pengertian bahwa kita hidup bersama dengan oranglain, masyarakat, dan tentunya bersama dengan kebudaaan lain yang begitu beragam. Selain itu, guru sejarah juga menanamkan nilai cinta terhadap tanah ar, perjuangan pahlawan, dan tentunya terhadap bangsa.
Selain guru sejarah, ada juga pegawai sejarah yang mempunyai tugas kesejarahan yaitu menanamkan kesadaran akan sejarah. Kesadaran terhadap sejarah masih sangat perlu ditingkatkan kembali didalam lingkungan masyarakat. Mungkin salah satu caranya bisa dengan mengunjungi objek yang mengandung unsur sejarah zaman dahulu atau bisa juga mengunjungi museum terdekat. Ada pencatat sejarah yaitu seseorang yang bertugas untuk mencatat peristiwa-peristiwa yang penting dan pernah terjadi dimasa lampau dan tentuny yang terpenting adalah sejarah tentang bangsa Indonesia. Mungkin sedari tadi kita membicarakan tentang sejarah itu apa, tetapi sebenarnya pelaku dan saksi sejarah itu siapa saja si ? Pelaku sejarah yaitu orang yang secara langsung terlibat dalam peristiwa tersebut, sedangkan saksi sejarah adalah seseorang yang mengetahui tentang peristiwa tersebut namun tidak terlibat secara langsung. Dalam sejarah juga diperlukan seorang peneliti dan penulis yang bertujuan untuk membuktikan bahwa peristiwa tersebut adalah sejarah. Seorang peneliti dan penulis juga memerlukan imajinasi supaya benar-benar bisa memahami tentang kehidupan dimasa itu.
Bab 1 juga membahasa tentang sejarah secara negatif dan sejarah secara positif. Secara negatif diantaranya sejarah itu bukan mitos, bukan filsafat, bukan ilmu alam, dan bukan ilmu sastra. Ada juga sejarah secara positif diantaranya sejarah sebagai ilmu tentang manusia, ilmu tentang waktu, ilmu yang mempunyai makna sosial, serta ilmu yang terperinci.
BAB 2
GUNA SEJARAH
Dalam bab 2 ini kita akan mereview tentang apa si gunanya sejarah ? Ada 2 kegunaan dalam sejarah yaitu guna secara intrinsik dan ekstrinsik. Guna instrinsik itu adalah kegunaan yang kita dapatkan dari dalam. Sebagai contoh yaitu sejarah sebagai ilmu yang terbukadan tentunya menggunakan bahasa sehari-hari sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh semua orang yang ingin mengetahui sejarah peristiwa di Indonesia bahkan di Indonesia.
Selain ada guna instriksik, ada juga guna ekstrinsik yang bisa kita ketahui dari luar seperti salah satunya melalui pendidikan moral yang diberikan oleh kedua orangtua kepada kita. Kenapa pendidikan moral itu dijadikan salah satu guna ekstrinsik dalam sejarah, karena sejarah itu salah satunya adalah kebudayaan. Contohnya cara kita berterimakasih setelah diberi sesuatu dari oranglain.
BAB 3
SEJARAH PENULISAN
Dalam bab ini kita akan mengulas tentang bagaimana penulisan sejarah itu pada abad ke abad. Kita mulai dari zaman Yunani dan Romawi, kronologinya suah ditemukan sejak 4.000 tahun SM tetapi saat itu orang tidak langsung menulisnya. Zaman Kristen awal dan dan zaman pertengahan sejarah penulisannya sudah termasuk luas. Meskipun tidak bisa dibandingkan dengan zama sejarah modern yang lebih rasional dan kritis, namun zaman pertengahan ini banyak kegunaannya bagi bangsa Indonesia. Pada abad ke-16 yaitu zaman renaisans, reformasi, dan kontra reformasi ini penulis sejarah mencerminkan cita-cita yang melihat semangat dan kebudayaan klasik Yunani-Romawi sebagai model. Abad ke-17 zaman penemuan daerah baru yaitu zaman dimana mempunyai pengaruh penting bagi perkembangan historiografi Eropa. Abad ke-18 adalah zaman rasionalisme dan pencerahan, disini kaum rasionalis meluaskan pandangan orang Eropa secara geografis. Abad ke-19 zaman romantisisme, nasionalisme, dan liberalisme.Dan yang terakhir adalah abad ke-19 dan abad ke-20 yaitu sejarah kritis dan sejarah baru, dimana ada kecendrungan balik yang menekankan sejarah naratif seperti pada sejarah mentalitas dan kebudayaan.
BAB 4
SEJARAH SEBAGAI ILMU DAN SENI
Sejarah sebagai ilmu disebutkan bahwa sejarah itu harus empiris. Artinya sejarah itu harus benar-benar terjadi dari pengalaman manusia yang tidak bisa diulangi lagi peristiwanya. Sejarah sebagai ilmu juga mempunyai metode sejarah yang bersifat terbuka dan ilmu sejarah hanya tertumpu pada kejadian yang benar ada dan benar-benar terjadi. Jadi sejarah sebagai ilmu itu bisa menarik kesimpulan untuk dijadikan acuan dari hal yang bersifat terbuka dan benar-benar terjadi. Saat menulis tentang sejarah sebagi ilmu tidak boleh ada rasa takut karena setiap tindakan pasti ada akibatnya. Menggunakan bahasa sehari-hari dan mudah dimengerti dan sinkronisasi.
Selanjutnya sejarah adalah sebagai seni yang memerlukan imajinasi, emosil, dan gaya bahasa yang baik. Imajinasi digunakan supaya bisa membayangkan bagaimana jika kita berada dalam waktu dimana peristiwa itu terjadi. Emosi juga sangat diperlukan untuk merasakan dan menghayati peristiwa tersebut. Selain itu sangat diperlukan gaya bahasa yang baik, yang tidak berbelit-belit dan pastinya mudah dimengerti.
BAB 5
PENDIDIKAN SEJARAWAN
Dalam pendidikan sejarawan ini perlu adanya kajian sejarah yang pastinya ada pengantar untuk study wilayahnya. Pengantar harus memberikan pengetahuannya tentang periodisasi supaya orang membiasakan diri untuk berpikir secara diakronis. Pokok-pokok bahasannya meliputi periodisasi sejarah Indonesia, struktur masyarakat Indonesia, dan perubahan dari masyarakat tradisisonal ke masyarakat yang modern. Contoh dari pengantar tersebut seperti pengantar sejarah Asia, pengantar sejarah Barat, sejarah Indonesia Lma sampai 1500, Sejarah pergerakan Nasional, dan sejarah Asa Tenggara.
Ada historiografi atau penulisan sejarah dari setiap periode dan sebab-sebab dimana terjadinya penulisan sejarah. Historiografi ini dilukiskan sebagai cerminan kebudayaan kelompok. Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia mengenai suku bangsa yang ada di Indonesia. Penulisan juga harus ditulis secara kronologis dan tematik. Ternyata filsafat juga diperlukan dalam historiografi atau penulisan sejarah. Filsafat itu bersifat abstrak, filsafat sejarah dapat diberikan setelah orang diberikan pelajaran sejarah pemikiran. Disini juga sejarawan mendapatkan pendidikan tentang metode ejarah yaitu penelitian dan penulisan sejarah. Ada beberapa langkah dalam menuliskan sejrah yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik intern dan ekstern, analisis dan interpretasi, dan penyajian dalam bentuk tulisan. Adapun penulisan yang dilakukan secara kuantitatif yaitu seperti berapa banyak kah kejadian yang pernah terjadi di Indonesia yang bisa dideskripsikan melalui angka atau data. Selain secara kuantitatif, ada pula secara lisan yaitu dengan cara mewawancarai atau sering juga disebut interviu. Adapun etika yang harus diperhatikan dalam interviu adalah mengatur interviu, mempersiapkan interviu, melakukan interviu, menyusun kuesioner, masalah hukum dan etika dalam melakukan interviu tersebut. Adapun ilmu bantu yang digunakan untuk mendidik para sejarawan yaitu ilmu sosiologi, ilmu antropologi, dan ilmu politik. Siapakah yang disebut seorang sejarawan ? Jawabannya adalah setiap orang bisa saja menjadi seorang sejarawan. Namun, mereka harus profesional yang mau ditempatkan dimana saja. Harus menjadi sejarawan yang disiplin juga.
BAB 6
PENELITIAN SEJARAH
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa penelitian dalam sejarah itu tentu mempunyai tahapan-tahapan yang perlu kita lakukan secara keseluruhan agar mendapatkan informasi atau suatu sejarah yang benar-benar riil dari suatu objek yang kita mau teliti. Adapun cara-cara meneliti yaitu yang pertama ada pemilihan topik. Jadi, kita terlebih dahulu hars tau apa topik dan objek yang akan kita teliti. Dalam pemilihan topik ada dua pendekatan yang bisa dipakai antara kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Jika kita menggunakan kedekatan emosional, kita lebih kepada mengandalkan perasaan kita yang ingin meneliti objek tersebut. Tetapi jika kita memilih memakai kedekatan intelektual itu lebih berat kepada melibatkan pikiran kita untuk meneliti objek tersebut. Kedua, ada pengumpulan sumber yang terdiri dari artifact (foto-foto) dan sumber lisan (wawancara dan menggunakan tape recorder). Selanjutnya, ada Verifikasi yang terdiri dari 2 macam yaitu autentisitas atau keaslian sumber (kritik ekstern), dan kredibilitas atau kebiasaan yang disa dipercaya (kritik intern). Yang ketiga adalah interpretasi atau pentafsiran, dalam tahapan ini sejarawan dituntut untuk memberikan data yang benar dan jujur keterangan tempat dimana diperolehnya data tersebut. Didalam interpretasi itu juga ada 2 unsur yaitu analisis (menguraian) informasi yang didapat, lalu ada sintesis (menyatukan) informasi yang sudah didapatkan dari beberapa sumber tersebut. Tahapan yang terakhir yaitu tahap penulisan, dimana penulisan ini harus kronologis. Penulisan penelitian ini mempunyai 3 bagian yaitu pengantar, hasil penelitian, dan kesimpulan. Dalam pengantar harus mengemukakan tentang permasalahan, latar belakang, konsep dan teori yang dipakai, dan sumber sejarahnya. Hasil penelitian harus secara fakta dan disertai data yang mendukung. Terakhir yaitu kesimpulan yang memberikan simpulan atas data yang sudh kita uraikan sebelumnya.
BAB 7
SEJARAH DAN ILMU-ILMU SOSIAL
Sejarah dan ilmu sosial sangat berhubungan timbal balik. Penjelasan sejarah ini didasarkan pada ilmu sosial. Tujuan sejarah itu sendiri adalah mempelajari hal-hal yang unik, sedangkan ilmu sosial tertrik pada hal yang umum. Pendekatan yang digunakan juga tentunya berbeda, kalau sejarah itu secara diakronis tetapi ilmu sosial secara sinkronis. Kegunaan sejarah untuk ilmu-ilmu sosial yaitu sejarah sebagai kritik terhadap generalisasi ilmu-ilmu sosial, permasalahan sejarah pun bia dijadikan permasalahan ilmu-ilmu sosial, dan pendekatan sejarah yang bersifat diakronis berdimensi baru pada ilmu-ilmu sosial yang sinkronis. Pengaruh ilmu-ilmu sosial pada sejarah bisa digolongkan kedalam 4 macam yaitu konsep, teori, permasalahan, dan pendekatan. Kalau secara konsep, sejarawan banyak sekali menggunakan konsep ilmu-ilmu sosial. Permasalahan yang ada seperti persoalan mobilits sosial, kriminalitas, migrasi, dan kebudayaan. Contoh dari ilmu-ilmu sosial yang digunakan dalam sejarah yaitu ilmu sosiologi, ilmu politik, ilmu antropologi, ekonomi, dan demografi.
BAB 8
KEKUATAN-KEKUATAN SEJARAH
Ada beberapa kekuatan sejarah yaitu ekonomi, agama, institusi, teknologi, ideologi, militer, individu, seks, umur, golongan, etnis dan ras, mitos, dan budaya. Ada kekuatan sejarah yang sulit dikendalikan, yaitu sikap persyang memiliki kekuatan sendiri. Bagi penulis sejarah sosal atau sejarah ekonomi bisa meihat kekuatan dibelakng institusi. Ada juga satu kekuatan yang sangat berpengaruh dalam sejarah yaitu kekuatan teknologi. Diam-diam teknologi mempengaruhi untuk mengubah kehidupan, tetapi masih luput dari perhatian sejarawan. Kekuatan ideologi salah satunya yaitu pancasila yang merupakan pegangan bagi seluruh bangsa Indonesia adalah ideologi yang telah menjadi persetujuan bersama dan itu juga adalah salah satu dari kekuatan sejarah, Pancasila juga sudah dibuktikan menjadi kekuatan yang efektif sepanjang sejarah Indonesia. Adapun yang berperan dalam sejarah ialah individu yang lebih kreatif dikekuatan sejarah. Disebutkan pula ada kekuatan seks dalam sejarah seperti dahulu perbedaan antara derajat pria dan wanita. Dalam segi kekuatan mitos bisa disimpulkan bahwa mitos benar-benar menjadi kekuatan sejarah dan mendapat perhatian, karena kebanyakan mitos di Indonesia menggambarkan masa lalu. Selanjutnya adakekuatan dari budaya yang saat ini sedang bersaing antara kebudayaan nasional dengan internasional, pusat dan daerah, modern dan tradisional, kota dan desa. Kadang-kadang kekuatan sejarah itu bisa berjalan sendiri, namun terjadi dalam waktu yang bersamaan.
BAB 9
Generalisasi Sejarah
Apa itu generalisasi ? Generalisasi adalah pekerjaan menyimpulkan dari yang khusus menjadi umum. Generalisasi juga bisa digunakan menjadi dasar penelitian yang bersifat sederhana serta bisa dijadikan acuan untuk membuat dugaan sementara. Kita tahu bahwa sejarah itu lebih menekankan pada keunikan. Menyimpulkan sesuatu itu tidak bisa hanya diacukan pada konsumsi umum saja karena sejarah itu adalah sebuah ilmu. Tujuan dari generalisasi adalah saintifikasi atau penarikan kesimpulan secara umum dan simplifikasi yang digunakan supaya sejarawan dapat melakukan analisis, dengan simplifikasi tersebut kita bisa mendapatkan dat, melakukan kritik sumber, interpretasi, dan penulisan.
Ada beberapa macam-macam generalisasi yaitu generalisasi koseptual (menggambarkan fakta), generalisasi personal (menyamakan bagian secara keseluruhan), generalisasi tematik (menyatakan kebenaran), generalisasi spatial (menyatakan tempat), generalisasi periodik (membuat kesimpulan mengenai sebuah periode), generalisasi sosial (menggambarkan suatu kelompok sosial), generalisasi kausal (tentang sebab musabab kesinambungan, perkembangan, pengulangan, dan perubahan sejarah), generalisasi kultural (peradaban), generalisasi sistematik (kesimpulan umum), dan generalisasi struktural (sebuah struktur).
BAB 10
KESALAHAN-KESALAHAN SEJARAWAN
Dibab ke-10 ini kita akan membahas tentang kesalahan apa saja yang dilakukan oleh para sejarawan. Yang bisa ketahui yaitu dalam pemilihan topik, kesalahan pengumpulan sumber, kesalahan verifikasi, kesalahan interpretasi, dan kesalahan penulisan. Memilih topik sangat penting bagi sejarawan dalam melakukan penelitian, jika dalam memilih topik sudah salah maka pasi selanjutnya akan mengalami kesulitan. Kesalahan yang bisa terjadi dalam pemilihan topik yaitu kesalahan baconian, kesalahan terlalu banyak pertanyaan, kesalahan pertanyaan yang bersifat dikotomi, kesalahan metafisik, dan yang terakhir adalah bisa jadi kesalahan dalm topik fiktif. Kemudian ada kesalahan dalam mengumpulkan sumber ini ada 5 macam yaitu kesalahan holisme (memilih satu bagian yang penting dan menganggap pemilihan satu bagian itu sudah dapat mewakili keseluruhannya), kesalahana pragmatis (pengumpulan sumber yang tidak tuntas), kesalahan ad hominem (terjadi bila dalam pengumpuan sumber sejarah, orang memilih orang, otoritas, profesi, pangkat, atau jabatan), kesalahan kuantitatif (terjadi bila orang lebih percaya pada dokumen dengan angka-angka daripada testimoni biasa), dan kesalahan estetis (kesalahan ini terjadi apabila sejarawan salah dalam mengumpulan sumber yang sekiranya ada unsur estetisnya). Yang ketiga dalam kesalahan sejarawan yaitu ada dalam kesalahan verifikasi. Kesalahan ini diakibatkan karena sejarawan hanya mengetahui sebagian dari keseluruhan kenbenaran sejarah tersebut. Kesalahan ini bisa terjadi karena kesalahan pars pro toto (menganggap bukti hanya berlaku untuk sebagian sebagian saja bukan keseluruhan), kesalahan toto pro pars (kesalahan ini adalah kebalikan dari pars pro toto, yang dimaksudkan disini untuk sebagian namun malah diceritakan keseluruhannya), kesalahan menganggap pendapat umumsebagai fakta, kesalahan menganggap pendapat pribadi sebagai fakta, kesalahan perincian angka yang presis, dan kesalahan bukti yang spekulatif. Selanjutnya ada kesalahan dalam interpretasi yaitu karena sejarawan terikat oleh sebuh logika yang telah diterima oleh semua ilmu. Biasanya juga sejarawan tidak bisa membedakan antara alasan, sebab, kondisi, dan motivasi, lalu ada kesalahan post hoc, propter hoc yang menganggap jika kejadian sebelumnya itu ada maka kejadian selanjutnya disebabkan oleh kejadian sebelumnya tersebut, kesalahan reduksionisme (sejarawan menyederhanakan kejadian yang sebenarnya sudah kompleks), kesalahan pluralisme yang berlebihan yang berarti sejarawan tidak menyebutkan faktor yang menentukan, dan keslahan yang terakhir yaitu kesalahan dalam penulisan sejarah yang bisa dibagi menjadi 3 bagian yaitu kesalahan narasi atau kesalahan dalam penyajian (dalam menulis akademis : periodisasi, didaktis, dan pembahasan), kesalahan argumen yaitu ketika sejarawan salah dalam menguraikan gagasan waktu menyajikannnya, dan yang terkahir yaitu kesalahan generalisasi atau penarikan kesimpulan.
BAB 11
SEJARAH DAN PEMBANGUNAN
Sejarah itu berhubungan dengan pembangunan. Contohnya saja sejarah itu bisa dijadikan acuan untuk pembangunan suatu bangsa dikehidupan mendatang. Ada sejarah pembandingan yaitu sejarah yang membandingkan pembangunan di satu tempat dengan tempat yang lain. Kita tau bahwa ada 4 tahap dalam pembangunan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, da penilaian. Sejarah adalah ilmu yang berguna dalam tahap perencanaan dan penilaian, sedangkan untuk pelaksanaan dan pengawasan itu terserah pada sejarawan. Adapun kasus-kasus pembangunan yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan pertanian, pembangunan pendididikan, dan pembangunan agama.
BAB 12
RAMALAN SEJARAH
Di dalam bab ini kita bisa memperkirakan apa yang akan terjadi kedepannya untuk bangsa kita Indonesia. Sejarah harus berhati-hati jika membicarakan tentang ramalan masa depan karena sejarah tidak mempunyai fakta tetapi hanya mberdasarkan perkiraan atau historical trend. Rmalan yang kita ketahui ada beberapa jenisnya yaitu diantaranya ada ramalan mikro dan makro, ramalan cepat maupun lambat, jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Ramalan makro ini untuk politik, bisnis, dan kriminalitas. Sedangakn ramalan jangka panjang digunakan untuk ilmu-ilmu sosial. Semua itu perlu ramalan atau perkiraan kedepannya supaya kita mempunyai rencana yang lebih baik dan tidak mengulang kembali sejarah yang buruk dikehidupan nantinya.
Masa depan Indonesia bisa dilihat dari keadaannya saat ini yaitu yang masih ketergantungan dengan negara lainnya, baik dalam segi dana maupun teknologi bahkan dalam hal bahan pangan pokok yaitu beras. Indonesia sendiri masih akan menjadi masyarakat peralihan, anatara masyarakat agraris, industrial, dan pascaindustrial. Dari segi politik, Indonesia masih terbilang dalam keadaan yang kacau karena partai politik masih menggunakan sistem antarkelas dan bahkan partai politik agama di Indonesia sudah dihapuskan. Ini bisa mencerminkan bagaimana keadaan politik yang aat ini sedang terjadi di negara kita sendiri. Dari masyarakatnya sendiri bisa dipastikan bahwa masyarakat Indonesia akan menjadi masyarakat kelas dengan rumah gedung tinggi dan mewah dipihak atas, sedangkan yang dikelas bawah hanya dengan perumahan yang kumuh dan tidak layak untuk menjadi tempat tinggal. Jika dilihat dari segi agama, di Indonesia akan menjadi negara yang lebih kepada individualisme. Artinya akan ada banyak perubahan dalam pandangan satu agama ke agama lainnya. Ada agama kristen protestan, khatolik, islam, hindu, buddha, dan konghucu dinegara Indonesia ini. Terakhir dari sudut pandang budaya, dalam bangsa ini sudah terjadi pemikiran yang berkembang dimana masyarakatnya ingin menjadi yang lebih baik.
KRITIK
Menurut saya buku Pengantar Ilmu Sejarah ini sudah sangat bermanfaat bagi kaum pelajar seperti mahasiswa. Namun, bahasa yang digunakan terlalu tinggi sehingga sulit dimengerti terutama pada bab ke-3. Buku yang ditulis oleh Kuntowijoyo ini baik sekali digunakan untuk menambah pengertahuan kita tentang apa itu ilmu sejarah yang pernah terjadi. Buku ini juga sudah rinci per subbabnya.
SARAN
Sebaiknya buku ini dari segi bahasanya lebih disederhanakan lagi karena bagi saya sendiri masih sulit untuk mengerti dan memahami untuk kata-kata yang jarang didengar oleh kaum awam ada pada buku tersebut. Namun, buku ini sudah sangat bermanfaat bagi kaum palajar terutama mahasiswa seperti saya.
Comments
Post a Comment