Menganalisis cara berpikir diakronik dan sinkronik dalam karya sejarah

 

Menganalisis cara berpikir diakronik dan sinkronik dalam karya sejarah

 

A. Konsep berpikir diakronik dan sinkronik dalam sejarah

Ø DIAKRONIS : sejarah memanjang dalam waktu, sejarah akan membicarakan suatu peristiwa dari satu waktu sampai waktu tertentu secara berurutan berdasarkan waktu terjadinya (kronologis).

Berpikir diakronik disebut juga berpikir kronologis,Berbeda dengan berpikir sinkronik, berpikir diakronik itu, kita menganalisa suatu peristiwa dari awal mula peristiwa itu terjadi hingga akhir dari peristiwa itu. 

Contohnya menjelaskan tentang pertempuran 5 hari disemarang mulai dari awal mula kenapa peristiwa itu terjadi sampai akhir atau menceritakan tentang kisah hidup seseorang sejak dilahirkan hingga saat ini. 

Jadi dengan berpikir secara diakronik/kronologis kita dapat mempelajari proses dari suatu peristiwa bersejarah.

 

Ø SINKRONIS: sejarah membutuhkan ruang yang lebar untuk melukiskan pweristiwa sejarah, apabila peristiwa tersebut telah di tinjau dari berbagai aspek atau dikupas melalui berbagai pendekatan (multidimensional) meskipun tetap memperhatikan urutan waktu. Tapi Sinkronik artinya Meluas dalam ruang tetapi sempit dalam waktu. Jadi berpikir secara sinkronik itu, kita menganalisa suatu peristiwa pada intinya saja, tidak menganalisa suatu suatu peristiwa dari awal.

Contohnya menjelaskan tentang suasana pada saat tragedi pemberontakan G30S/PKI.

Jadi dengan berpikir secara sinkronik kita dapat mempelajari peristiwa bersejarah secara mendetail.

 

B. Ciri-ciri Sinkronik

1. Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu

2. Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter

3. Bersifat horisontal

4. Tidak ada konsep perbandingan

5. Cakupan kajian lebih sempit

6. Kajian sangat sistematis

7. Sifat kajian lebih serius dan mendalam

 

C. Adapun ciri  diakronik yaitu:

1. Mengkaji dengan berlalunya masa;

2. Menitik beratkan pengkajian pristiwa pada sejarahnya

3. Bersifat historis atau komparatif;

4. Bersifat vertikal;

5. Terdapat konsep perbandingan;

6. Cakupan kajian lebih luas;

 

D. Kaitan berpikir diakronik dan sinkronik dalam sejarah

Menurut Kuntowijoyo pada dasarnya sejarah merupakan ilmu dikronis yang memanjang dalam waktu, tetapidalam ruang yang sempit. Ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial, sejarah menjadi ilmu yang juga sinkronik, dengan sumbangan ilmu lain, maka telah menjadikan sejarah sebagai ilmu diakronis juga ilmu sinkronis, maka lengkaplah sejarah itu.

Pada dasarnya cara berpikir sejarah antara sinkronik dan diakronik saling melengkapi. Pembahasan secara diakronik memberikan pemahaman dinamis terhadap kehidupan sosial yang terus bergerak, berproses, dan bertransformasi. Adapun pemahaman secara sinkronik memberi pemahaman yang meluas.

Penggabungan cara berpikir sinkronik dan diakronik dapat menghasilkan pemahaman bukan hanya tentang apa yang terjadi, melainkan juga mengapa sesuatu terjadi. Tidak hanya menjelaskan keterkaitan antara bagian, tetapi juga urutan kronologis dan dinamis dalam kurun waktu tertentu.

 

 

 

Sumber Materi:

 

Ratna Hapsari, M. Adil. 2014. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X kelompok Wajib. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kemendikbud. 2014. Sejarah Indonesia edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Comments

Popular posts from this blog

Perkembangan politik dan ekonomi Indonesia awal kemerdekaan (1945-1965)

Kuntowijoyo: Pengantar Ilmu Sejarah (Review)

PENDIDIKAN GURU PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN 1945-1950an