KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM
DI INDONESIA
1. KERAJAAN PERLAK
·
Merupakan kerajaan tertua
·
Memiliki mata uang sendiri yang terbuat dari:
Ø
emas (dirham),
Ø
perak (kupang)
Ø
tembaga atau kuningan
·
Raja-Raja
Kerajaan Perlak
Ø
Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Aziz Syah
(225 – 249 H / 840 – 964 M).
Ø
Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah
II Johan Berdaulat (622-662 H/1225-1263 M).
Ø
Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdul Aziz Syah
Johan Berdaulat (662-692 H/1263-1292 M).
2.
Kerajaan Samudera Pasai
·
Didirikan oleh Malik As Saleh
·
Terletak di sebelah utara utara Perlak di daerah
Lhok Semawe sekarang (pantai timur Aceh).
·
Raja-Raja
Samudera Pasai
Ø
Sultan Malik Al-saleh
Ø
Sultan Muhammad (Sultan Malik al Tahir I)
1297-1326. kerajaan Perlak disatukan dengan Kerajaan Samudra Pasai.
Ø
Sultan Malik al Tahir II (1326 - 1348 M).
·
Tahun
1522 Samudra Pasai diduduki oleh Portugis
·
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
3.
Kesultanan Malaka
·
Pendiri
: Muhamad
Iskandar Syah (1414 – 1424)
·
Raja-Raja
Kerajaan Malaka :
Ø
Sultan Mansur Syah (1458-1477)
Ø
Sultan Alaudin Syah (1477-1488)
Ø
Sultan Mahmud Syah (1488-1511)
·
Wilayah Kesultanan Malaka: Pahang, Indragiri,
Kampar, Tumasik, Sumatera Utara, Aceh
·
Memiliki hubungan politik dan dagang dengan
Gujarat, Cina, Benggala serta pelabuhan-pelabuhan di Jawa. Sistem birokrasi dan
feodalisme sultan, pembesar dan golongan bangsawan melemahkan Malaka di bidang
politik dan pertahanan.
·
Kesultanan Malaka mengalami keruntuhan karena serangan Bangsa Portugsi dibawah pimpinan Alfonso
d’Alberquerqe
4.
Kerajaan Aceh
·
Didirikan oleh
Sultan Ibrahim
·
yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528)
·
Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di
Kutaraja.
·
Corak pemerintahan di Aceh terdiri atas dua
sistem: kaum bangsawan, (golongan teuku) kaum ulama (golongan tengku atau
teungku).
·
Cap Sikeureung, Lambang pemerintahan kerajaan Aceh tempoe
doeloe
·
Aceh mengalami kemajuan pesat pada masa
pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607- 1636).
·
Wilayah kekuasaan Kerajaan Aceh meliputi Johor, Pahang, Kedah, Perak di
Semenanjung Melayu dan Indragiri, Pulau Bintan, dan Nias.
·
Iskandar Muda menyusun undang-undang tata
pemerintahan yang disebut Adat Mahkota Alam.
·
Aceh mengalami kemunduran di bawah pimpinan
Sultan Iskandar Thani (1636- 1641).
·
Dia kemudian digantikan oleh permaisurinya,
Putri Sri Alam Permaisuri (1641- 1675).
·
Akhirnya, Belanda berhasil menguasai Aceh pada
tahun 1904.
·
Pada sekitar abad ke-16 dan 17 terdapat empat
orang ahli tasawuf di Aceh, yaitu Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Sumtrani,
Nuruddin ar-Raniri, dan Abdurrauf dari Singkil.
·
Aceh menjadi kerajaan yang kaya akan sumber daya
alam seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah
5. Kerajaan Demak
·
Didirikan
oleh Raden Patah (1500-1518)
·
bergelar
Sultan Alam Akhbar al Fatah
·
Kekuasaannya
meliputi:
·
Demak, Semarang, Tegal, Jepara dan
sekitarnya, dan cukup berpengaruh di Palembang dan Jambi, serta beberapa
wilayah di Kalimantan.
·
Karena
memiliki bandar-bandar penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Gresik
·
Kekuasaannya meliputi: Demak, Semarang,
Tegal, Jepara dan sekitarnya, dan cukup berpengaruh di Palembang dan Jambi,
serta beberapa wilayah di Kalimantan.
·
Silsilah Raja-Raja Demak
Ø
Raja
Pertama Kerajaan Demak adalah Raden Patah
Ø
Raden Patah digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521).
panglima perang yang berani. Ia berusaha membendung pengaruh Portugis jangan
sampai meluas ke Jawa.
Ø
Adipati Unus digantikan adiknya, Sultan
Trenggono (1521-1546), Demak mengalami masa kejayaan
Ø
Tahun 1522, pasukan Demak pimpinan Fatahillah
menyerang Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon.
Ø
Tahun 1527, Sunda Kelapa berhasil direbut. Dalam
penyerangan ke Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.
Ø
Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran
Sekar Sedolepen, saudara Sultan Trenggono yang seharusnya menjadi raja dan
Sunan Prawoto, putra sulung Sultan Trenggono. Sunan Prawoto kemudian dikalahkan
oleh Arya Penangsang, anak Pengeran Sekar Sedolepen
Ø
Terjadi perebutan kekuasaan antara Pangeran
Sekar Sedolepen, saudara Sultan Trenggono yang seharusnya menjadi raja dan
Sunan Prawoto, putra sulung Sultan Trenggono.
Ø
Sunan Prawoto kemudian dikalahkan oleh Arya
Penangsang, anak Pengeran Sekar Sedolepen.
Ø
Arya Penangsang kemudian dibunuh oleh Joko
Tingkir, menantu Sultan Trenggono yang menjadi Adipati di Pajang. Joko Tingkir
bergelar Sultan Hadiwijaya (1549-1587) memindahkan pusat Kerajaan Demak ke
Pajang
Ø
Peninggalan Kerajaan Demak
6.
Kerajaan Pajang
Ø
Didirikan oleh Joko Tingkir bergelar Sultan
Hadiwijaya (1549-1587)
Ø
Setelah Sultan Hadiwijaya meninggal, ia
digantikan oleh putranya Sultan Benowo.
Ø
Pada masa pemerintahannya anak Arya Panggiri
(anak Sultan Prawoto) melakukan pemberontakan
Ø
Atas bantuan anak angkatnya Sutawijaya,
pemberontakan tersebut berhasil ditumpas
Ø
Sutawijaya memindahkan pusat kerajaan ke Mataram
7.
Kerajaan Mataram
Ø
Didirikan Sutawijaya dengan gelar Panembahan
Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama (1586-1601)
Ø
Setelah Senopati wafat, putranya Mas Jolang
(1601-1613) naik tahta dan bergelar Sultan Anyakrawati. Dia berhasil menguasai
Kertosono, Kediri, dan Mojoagung. Ia wafat dalam pertempuran di daerah Krapyak
kemudian dikenal dengan Pangeran Sedo Krapyak.
Ø
Mas Jolang kemudian digantikan oleh Mas Rangsang
(1613-1645) bergelar Sultan Agung Senopati ing Alogo Ngabdurracham atau Sultan
Agung.
Ø
Pada masa pemerintahannya, Mataram mencapai masa
keemasan. Pusat pemerintahan dipindahkan ke Plered. Wilayah kekuasaannya
meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat.
Ø
Sultan Agung kemudian berniat untuk merebut
Banten.
Ø
Namun, niatnya itu terhambat karena ada VOC yang
menguasai Sunda Kelapa.
Ø
VOC juga tidak menyukai Mataram. A
Ø
kibatnya, Sultan Agung harus berhadapan dulu
dengan VOC.
Ø
Sultan Agung dua kali berusaha menyerang VOC:
tahun 1628 dan 1629.
Ø
Penyerangan tersebut tidak berhasil, tetapi
dapat membendung pengaruh VOC di Jawa. digantikan oleh Amangkurat I
(1645-1677).
Ø
Raja-raja Mataram
•
Sultan Agung wafat tahun 1645
•
Amangkurat I (1645-1677).
•
Amangkurat II (1677-1703). wilayah Kerajaan
Mataram makin menyempit karena diambil oleh Belanda.
Ø
Perjanjian
Salatiga
§
Terjadi
Tahun 1757Mataram terpecah menjadi empat yaitu :
§
Kesultanan
Yogyakarta
§
Kasultanan
Surakarta
§
Pakualaman
§
Mangkunegara
8. Kesultanan Cirebon
§
Didirikan oleh salah seorang anggota Walisongo,
Sunan Gunung Jati dengan gelar Syarif Hidayatullah.
§
Raja-raja Cirebon:
a. Pangeran Ratu
(Panembahan Yusuf)
b. Panembahan Girilaya
(1650-1662)
c. Martawijaya (Panembahan
Sepuh)
d. Kartawijaya (Panembahan
Anom)
§
Pada tahun 1679, Cirebon terpaksa dibagi dua,
yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
§
Kasultanan Kanoman dibagi dua menjadi Kasultanan
Kanoman dan Kacirebonan. Dengan demikian, kekuasaan Cirebon terbagi menjadi 3,
yakni Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan.
§
Cirebon berhasil dikuasai VOC pada akhir abad
ke-17 berdasarkan Perjanjian Kartasura 1705.
9. Kesultanan Banten
§
Raja-raja Banten
Ø
Sultan Hasanudin (1522-1527 )Pengaruh Banten
sampai ke Lampung
Ø
Pangeran Yusuf (1570-1580) Berhasil merebut
Pajajaran dan Pakuan
Ø
Maulana Muhammad 1595 menyerang Palembang dan
gugur
Ø
Abu’lmufakir
Ø
Abu’ma’ali Ahmad Rahmatullah
Ø
Sultan Ageng Titayasa
Ø
Kerajaa Banten maju pesat
Ø
Sultan Abdul Kahar (Sultan Haji) Memihak VOC
§
Salah Peninggalan Kerajaan Banten
10. Kerajaan Gowa-Tallo (Kesultanan Makassar)
§
Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana (1653-1669) raja
terkenal dari Kerajaan Gowa-Tallo yang
dijuluki Ayam Jantan dari Timur (De Hantjes van Het Oosten)
§
Sultan Hasanuddin lahir tahun 1631 dengan nama I
Mallombesi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape dan wafat
tanggal 12 Juni 1670.
§
1605, Sultan Gowa-Tallo Memeluk Islam, Bergelar
Sultan Alaudin Awwalul Islam
§
1639, Sultan Alaudin wafat, dan digantikan
Sultan Muhammad Said (1639-1653)
§
Sultan Hasanuddin menjadi raja (1653-1669)
§
Perang 12 April 1668
§
Sultan Hasanuddin menyerahkan tahta kepada Amir
Hamzah
§
Belanda menyerang Makassar dan terjadi Perjanjian Bongaya 1667
§
Sultan Hasanuddin memperluas wilayah sampai ke
Sumbawa dan Ternate
§
Perang 12 April 1668 Sultan Hasanuddin menyerahkan
tahta kepada Amir Hamzah
§
Perjanjian
Bongaya 18 November 1667
Ø
Belanda mendapat monopoli dagang di Makassar
Ø
Makassar harus melepaskan jajahannya
Ø
Belanda boleh mendirikan benteng di Makassar
Ø
Aru Palaka harus diakui sebagai Raja Bone
11. kerajaan Ternate dan Tidore
Ø
Kesultanan Ternate
§
Ternate berdiri abad ke-13 dengan raja Zainal
Abidin (1486-1500).
§
Portugis yang masuk Maluku pada tahun 1512
§
Portugis dan Belanda bukan hanya berdagang
tetapi juga berusaha menyebarkan ajaran agama mereka. Penyebaran agama ini
mendapat tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun (1550-1570). Ketika diajak
berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan Khairun dibunuh oleh
Portugis.
§
Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan
Baabullah (1570-1583). Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari
Ternate. Keberhasilan itu tidak terlepas dari bantuan Sultan Tidore.
Ø
Kesultanan Tidore
§
Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan
Mansur sebagai raja.
§
Kerajaan Tidore mengalami kemajuan pada masa
pemerintahan Sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil memperluas pengaruh Tidore
sampai ke Halmahera, Seram, bahkan Kai di selatan dan Misol di Irian.
§
Dengan masuknya Spanyol dan Portugis ke Maluku,
kehidupan beragama dan bermasyarakat di Maluku jadi beragam: ada Katolik,
Protestan, dan Islam. Pengaruh Islam sangat terasa di Ternate dan Tidore.
Pengaruh Protestan sangat terasa di Maluku bagian tengah dan pengaruh Katolik
sangat terasa di sekitar Maluku bagian selatan.
12. Kesultanan
Banjar
Ø
Didirikan oleh Pangeran Samudra
Ø
Pada saat Islam masuk ke Kerajaan Banjar ia
memakai gelar Sultan Suryanullah atau Suryansyah.
Ø
Pada abad ke-16 kota-kota pelabuhan Banjarmasin
mengalami perkembangan pesat sebab banyak didatangi oleh para pedagang.
Referensi:
• Ricklefs,
M.C. 1998. Sejarah Indonesia Modern.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
• I
Wayan Badrika. Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas XI Program IPA.
Jakarta: Erlangga
• Marwati
Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1993. Jakarta: Balai Pustaka.
• Sartono
Kartodirdjo. 1993. Pengantar Sejarah Indonesia Baru. Jilid 1-2. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
• Nana
Supriatna. 2007. Sejarah Untuk SMA Program IPA. Jakarta: Grafindo Media
Pratama.
Comments
Post a Comment