PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DARI ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DARI ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA
A. Perjuangan Menghadapi Pergolakan Dalam Negeri
1. Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948
Akibat Persetujuan Renvile, posisi Indonesia bertambah sulit. Sehingga Moh. Hatta membentuk kabinet baru. Cara Moh. Hatta agar para PKI tidak memprovokasi terhadap Kabinet Hatta yaitu : 1. Melepas para prajurit dengan sukarela untuk meninggalkan ketentaraan. 2. Mengambil 100 orang laskar dari masyarakat dan menyerahkan penampungan kepada Kementerian Pembangunan dan Pemuda. Pada tanggal 30 September 1948 Madiun berhasil direbut kembali oleh pasukan TNI. Musso tewas dan Amir Syarifuddin di hukum mati.
2. Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TI)
A. Gerakan DI/TII di Jawa Barat Pemberontakan ini di pimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo. Pemberontakan ini terjadi karena sesuai perjanjian R enville pasukan TNI harus hijrah dari Jawa Barat ke Jawa Tengah namun Kartosuwiryo menolak. Pemerintah melakukan operasi militer. Dan tanggal 4 Juni 1962 Kartosuwiryo berhasil di tangkap dan di jatuhi hukuman mati. Operasi ini berhasil berkat Divisi Siliwangi (Kompi C Batalyon 328 Kujang II)
B. Gerakan DI/TII di Jawa Tengah Gerakan DI Jawa Tengah bagian Utara di pimpin oleh Amir Fatah, sedang Selatan oleh Kyai Sumolangu atau Mohammad Mahfudz Abdulrahman. Gerakan ini dihancurkan TNI pada bulan April 1952. Pasuakan ini mengadakan operasi kilat yang dinamakan Gerakan Banteng Negara (GBN) yang dipimpin Kolonel Sarbini. Selanjutnya dilaksanakan Operasi Guntur pada tahun 1954. Gerakan DI di Jawa Tengah dapat di hancurkan setelah gerakan DI di perbatasan Pekalongan Banyumas dihancurkan.
C. Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan Gerakan DI/TII di Kalimantan Selatan di pimpin oleh Ibnu Hajar yang memproklamasikan NII pada 10 Oktober 1950, dengan disertai kesatuannya yang bernama Kesatuan Rakyat Jang Tertindas (KRJT). Pemerintah Melaksanakan operasi militer sehingga Ibu Hajar ditangkap dan diadili oleh Mahkamah Militer dengan hukuman mati pada tanggal 22 Maret 1965.
D. Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan Kemunculan gerakan DI/TII pimpinan Kahar Muzakar di Sulawesi Selatan di sebabkan ingin menempatkan laskar-laskar rakyat Sulawesi Selatan ke dalam lingkungan APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat). Pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar berhasil ditembak mati oleh satuan-satuan pasukan TNI. Dengan demikian, pemberontakan yang dipimpinnya itu berakhir.
E. Gerakan DI/TII di Aceh Gerakan DI/TII yang terjadi di Aceh dipimpin oleh Daud Beureueh. Setelah perang kemerdekaan daerah Aceh sebelumnya menjadi daerah istimewa diturunkan menjadi karesidenan. Kebijakan tersebut di tentang oleh Daud. Pada tanggal 17-28 Desember 1962 diselenggarakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh yang diselenggarakan oleh Kolonel Jasin, Pangdam I dan berakhir secara damai.
3. Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Gerakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dipimpin oleh Kapten Westerling. Gerakan ini didasari adanya kepercayaan rakyat akan datangnya Ratu Adil yang adil dan bijaksana. Tujuan gerakan APRA yang sebenarnya dalah untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan memiliki tentara sendiri pada negara-negara RIS.
4. Gerakan Pemberontakan Andi Aziz
Latar belakang pemberontakan Andi Aziz di Makasar adalah sikap penolakan terhadap masuknya pasukan APRIS yang berasal dari TNI ke Makassar. Akibat dari serangan Andi Aziz yaitu : -Kota Makassar dapat dikuasai -Objek vital seperti lapangan terbang, kantor telekomunikasi, dan pos polisi militer dikuasai. -Ditawannya Letkol. Ahmad Yunus Mokoginta. -Pengunduran diri Ir. P.D Diapara sebagai Perdana Menteri NIT.
5. Gerakan Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pada tanggal 25 April 1950 di Ambon diproklamasikan berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS) yang dilakukan oleh dr.Ch.R.S Soumokil (mantan Jaksa Agung Negara Indonesia Timur). Dalam pertempuran memperebutkan Benteng New Victoria, Letkol Slamet Riyadi tertembak dan gugur. Tangga 2 Desember 1963 Dr. Soumokil berhasil ditangkap selanjutnya tanggal 21 April 1964 diadili oleh Mahkamah Militer Laut Luar Biasa dan dijatuhi hukuman mati.
6. Gerakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia / Perjuangan Semesta (PRRI/Permesta)
Munculnya pemberontakan PRRI diawali dari ketidakharmonisan hubungan pemerintah daerah dan pusat. Daerah terhadap pemerintah pusat yang dianggap tidak adil dalam alokasi dana pembangunan dengan membentuk dewan banteng, dewan gajah, dewan garuda dan dewan manguni. Pemerintah kemudian melancarkan operasi militer untuk menumpas PPRI, dengan : -Operasi 17 Agustus dipimpin Kolonel A.Yani -Operasi Tegas dipimpin Letkol Kaharudin N. -Operasi Sadar dipimpin Letkol Dr. Ibnu Sutowo
B. Pemberontakan Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI)
1. Penyebab Munculnya G30S/PKI
Sejak D.N Aidit terpilih menjadi ketua PKI tahun 1951, dan dalam pemilihan tahun 1955 dan berhasil mendapat dukungan rakyat. Saat PKI merasa kuat, ada isu pimpinan TNI Angkatan darat membentuk Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta terhapat Presiden Soekarno. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ABRI pada tanggal 5 Oktober 1965, puluhan ribu tentara telah berkumpul di Jakarta, sehingga dugaan akan terjadi kudeta semakin bertambah banyak.
2. Gerakan 30 September 1965/PKI
Menjelang terjadinya G30S/PKI, tersiar kabar bahwa kesehatan Presiden mulai menurun dan D.N. Aidit langsung memulai gerakan. Gerakan tersebut dipimpin Letnal Kolonel Untung pada 1 Oktober 1965. Mereka berhasil membawa 7 korban TNI Angkatan Darat dan di bawa ke Lubang Buaya serta di masukkan ke dalam sumur tua, dan di timbun dengan sampah dan tanah. Dengan waktu bersamaan gerarakan G30S/PKI mencoba untuk mengadakan perebutan kekuasaan di Yogyakarta, Solo, Wonogiri dan Semarang.
Ketujuh Korban TNI Angkatan Darat tersebut adalah : -Letnal Jenderal Ahmad Yani -Mayor Jenderal R. Soeprapto -Mayor Jenderal Haryono Mas Tirtodarmo -Mayor Jenderal Suwondo Parman -Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan -Brigadir Jenderal Soetojo Siswomiharjo -Letnal Satu Pierre Andreas Tendean
3. Penumpasan G30S/PKI
Dengan peristiwa G30S/PKI, pemerintahan Indonesia melakukan tindakan penumpasan yang dipimpin Panglima Komando Strategi Angkatan Darat Mayjend Soeharto, antara lain : - Merebut kembali gedung RRI pusat - Pembebasan Halim Perdana Kusuma - Di temukannya jenazah perwira TNI AD di sumur tua Lubang Buaya - Di lakukan pengangkatan jenazah dan di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata - Penangkapan Kolonel Latied dan Letkol Untung
4. Beberapa Pendapat tentang Peristiwa G30S/PKI
- Brigadir Jenderal (Purn) Herman Sarens Sudiro Menurutnya pelaku utama dari G30S/PKI adalah PKI. Target awalnya adalah membunuh Presiden Soekarno.
- Dr. Harold Crouch (Pengamatan Militer dari Universitas Australia) Menurutnya bahwa di tubuh angkatan darat telah terjadi persaingan di antara para jenderal yaitu antara jenderal yang mendapat kedudukan dan posisi dengan jenderal yang terbuang atau tidak memiliki posisi.
KESIMPULAN
Dengan adanya pendapat para ahli, pelaku ataupun saksi sejarah G30S/PKI dapat mendidik generasi muda untuk bersikap bijaksana dalam menyikapi peristiwa tersebut. Aksi-aksi yang dilakukan dapat di jadikan pelajaran bagi generasi penerus dengan tetap mengenang para pahlawan dan tetap mengamalkan Pancasila sebagai ideolgi dan dasar negara. Dengan kesimpulan Gerakan 30 September 1965 merupakan gerakan di mana ideologi bangsa Indonesia (Pancasila) akan diganti ideologi komunis.
Comments
Post a Comment