Pemerintahan B.J Habibie (Rangkuman)
Pemerintahan B.J Habibie (Rangkuman)
Proses peralihan kekuasaan dari presiden Soeharto ke B.J. Habibie diawali dari persoalan yang dihadapi Indonesia sebagai akibat dari krisis ekonomitahun 1997 yang berkepanjangan, serta upaya-upaya pemerintah yang dianggap tidak serius dalam mengatasi krisis ekonomi membuat masyarakat terutama mahasiswa tidak mempercayai pemerintahan Presiden Soeharto. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah terlihat pada tuntutan masyarakat untuk mengadakan reformasi dan menuntut Presiden Soeharto untuk lengser.Pada hari Kamis tanggal 21 Mei 1998 Pukul 09.00 WIB sesuai dengan ketentuan dalam TAP MPR No. VII tahun 1973 di hadapan Mahkamah Agung dilaksanakan penyerahan jabatan. Selain penyerahan kekuasaan Presiden Soeharto, pada saat itu tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.10, sekaligus mengangkat Wakil Presiden B.J. Habibie menjadi Presiden menggantikan Soeharto.
Terdapat berbagai kebijakan-kebijakan politik dalam negeri yang diterapkan oleh pemerintahan Presiden B.J. Habibie setelah terbentuknya Kabinet Reformasi Pembangunan. Kebijakan politik dalam negeri yang diambil yaitu: (1) pembebasan tahanan politik pada masa Orde Baru, (2) kebebasan pers, (3) penghapusanistilahpribumidan non pribumi, (4) pembentukan parpol dan percepatan pemilu, (5) penyelesaiaan masalah Timor Timur, dan (6) pengusutan kekayaan Soeharto dan kroni-kroninya.Di tengah-tengah upaya pemerintahan Habibie memenuhi tuntutan reformasi, pemerintah Habibie dituduh melakukan tindakan yang bertentangan dengan kesepakatan MPR mengenai masalah Timor Timur. Berakhirnya pemerintahan B.J. Habibie ditandai dengan ditolaknya pidato pertanggungjawaban presiden B.J. Habibie yang disampaikan pada tanggal 14 Oktober 1999 di depan Sidang Umum MPRkarena Pemerintahan B.J. Habibie dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rezim Orde Baru, dan kebijkan B.J. Habibie mengenai kemerdekaa Timor Timur. Kemudian pada tanggal 20 Oktober 1999, Ketua MPR Amien Rais menutup Rapat Paripurna sambil mengatakan, ”dengan demikian pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie ditolak”. Pada hari yang sama Presiden habibie mengatakan bahwa dirinya mengundurkan diri dari pencalonan presiden. Terpilihnya Abdurrahman Wahid dan Megawati sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 1999-2004 menandai berakhirnya pemerintahan B.J. Habibie.
Comments
Post a Comment