Liga Muslim di India
Liga Muslim merupakan suatu
organisasi yang terbentuk pada 30 Desember tahun 1906 di Dhaka. Liga ini
merupakan suatu perkumpulan orang-orang muslim di India. Orang-orang ini
tentunya memiliki tujuan yang berarti dalam pembentukan Liga Muslim. Mengingat
di negara India mereka adalah golongan minoritas yang dalam kurun waktu dekat
maupun jauh bisa saja mereka didiskriminasi oleh golongan Hindhu. Tujuan dari adanya Liga Muslim sendiri adalah
untuk mengamankan kepentingan-kepentingan dari orang-orang Muslim yang minoritas.
Adanya Liga Muslim inis sebagai kendaraan orang muslim untuk masuk dunia pemerintahan dan
politik di India yang dikuasai oleh golongan mayoritas atau golongan Hindhu.
Pada awal
terbentuknya Liga Muslim ini patuh pada Kongres yang dibentuk oleh Inggris.
Salah satu tokohnya Mohammad Ali Jinnah seorang tokoh Muslim yang sekolah di
barat ia memiliki pemikiran mementingkan pemikirannya diatas kepentingan umat
Islam. Ali Jinnah berpendapat bahwa Liga Muslim ini tidak memiliki tujuan yang
kuat dan menurutnya juga, politik
patuh dan setia pada pemerintahan Inggris yang terdapat dalam Liga Muslim tidak
sesuai dengan apa yang diinginkannya.ada bulan Maret 1913,
Liga Muslim India mengubah Anggaran Dasarnya, yaitu berusaha memperoleh “suatu
bentuk pemerintahan sendiri yang sesuai” sebagai tujuan organisasi tersebut,
setelah Liga Muslim India mengubah Anggaran Dasarnya dan menurut Muhammad Ali
Jinnah telah sesuai dengan apa yang diinginkannya maka ia masuk ke dalam
anggota Liga Muslim India, dengan demikian Liga Muslim India memiliki orang
kuatPada tahun tersebut juga Muhammad Ali Jinnah terpilih menjadi Presiden Liga
Muslim India dan mulai aktif dalam kegiatan politiknya yang sesuai dengan
tujuan yang ingin ia capai, yaitu berusaha untuk menyatukan umat Muslim dan
Hindu India.
Tahun 1934, Ali Jinnah kembali memimpin Liga
Muslim atas permintaan teman-temannya. Liga Muslim dibawah pimpinan Ali Jinnah
kali ini berubah menjadi gerakan rakyat yang kuat dari sebelumnya yang hanya
beranggotakan para hartawan, pegawai tinggi, dan belum ada hubungan dengan
orang awam Muslim. Namun kini dengan dukungan para ulama, mereka berhasil
menarik para petani, pengrajin dan masyarakat bawah lainnya ke dalam perjuangan
Liga Muslim yang berjuang demi kemerdekaan Negara Islam Pakistan, terpisah dari
Negara Hindu India.
Pada tahun 1940, Ali Jinnah mengemukakan Two
Nations Theory(Teori Dua Bangsa), bahwa Islam dan Hindu adalah dua kultur
yang sangat berbeda dan terpisah. Menurutnya, meskipun telah berabad-abad dua
bangsa ini hidup dalam satu atap Negara, tetapi kenyataannya mereka tidak
pernah bisa bersatu.
Tahun 1944 Ali Jinnah mengadakan perundingan
dengan Ghandi dari Partai Kongres untuk membicarakan tentang aksi bersama
menghadapi Inggris. Tetapi perundingan tetap mengalami kegagalan. Tapi Ali
Jinnah terus menyebarkan ide pembaharuannya. Ia menjelaskan bahwa Negara
Pakistan nantinya akan mencakup enam daerah. Juga menjelaskan sistem
pelaksanaan pemerintahan yang akan dipegang oleh orang Muslim tanpa melupakan
nonmuslim.
Sementara itu, suasana India semakin tak
terkendali akibat persaingan politik yang semakin memanas. Terjadi pertikaian
yang melibatkan umat Islam dan Hindu yang menewaskan 5000 orang dari kedua
pihak. Insiden kekerasan ini semakin menambah kuatnya tuntutan umat Islam untuk
memisahkan diri dari India dan membentuk Negara sendiri.
Pemerintah Inggris tidak bisa mengendalikan
situasi yang semakin meruncing ini. Hingga akhirnya satu tahun berikutnya
Inggris menyerahkan kedaulatan kepada dua Dewan Konstitusi yaitu pihak Pakistan
dan India.
Pada tanggal 14
Agustus 1947 Dewan konstitusi Pakistan diresmikan, dan keesokan harinya 15
agustus 1947 Pakistan resmi berdiri sebagai Negara umat Islam, terpisah dari
India. Dan Ali Jinnah dibaiat menjadi Qaid-i Azam (Pemimpin Besar)
sekaligus Presiden pertama Republik Islam Pakistan. Dalam salah satu pidatonya
Ali Jinnah mengatakan, “dari sudut pandang apapun ummat Islam adalah
satu bangsa, mereka berhak mendirikan Negara sendiri dan menerapkan cara apapun
untuk melindungi dan meningkatkan kepentingan mereka dari dominasi India”.
Aral tak henti menghadang
pertumbuhan negara yang tengah berjuang menerapkan syari'ah (hukum Islam), yang
mengakomodasi demokrasi, HAM, toleransi, dan keadilan sosial tersebut.
Mayoritas negara-negara anggota PBB rata-rata “gerah” menyaksikan
kemajuan Pakistan di bidang penerapan syari'ah dan pengembangan sains modern.
Puncak kekhawatiran itu, berubah menjadi ketakutan dan berujung kepada
konspirasi untuk memecah belah.
Pengaruh
Liga Muslim Di Negara India
Liga
Muslim merupakan manifestasi dari perjuangan masyarakat muslim India pada masa
pergerakan. Tujuan dari dibentuknya Liga Muslim adalah untuk membela
kepentingan kaum muslim India disegala bidang kehidupan, mulai dari ekonomi,
politik, sosial, dan kebudayaan yang bersumber pada ajaran Islam. Konflik
berkepanjangan antara masyarakat muslim (minoritas) dengan masyarakat Hindhu
(mayoritas) juga merupakan faktor utama terbentuknya Liga Muslim.
Pada
1920 hingga 1940 terjadi konflik diberbagai tempat di India. Konflik tersebut
melibatkan antara masyarakat muslim dengan masyarakat Hindhu. Pada bulan
Februari 1929 di provinsi Bombay terjadi kerusuhan yang mengakibatkan 560 orang
meninggal dan 4500 orang terluka. Pada bulan Maret 1931 di daerah Cawnpore
diperkirakan 400-500 orang dibunuh. s
Berkaca
dari berbagai kerusuhan tersebut, masyarakat muslim India berinisiatif untuk
membentuk suatu wadah yang dapat menampung aspirasi-aspirasi mereka. Wadah
tersebutlah yang kemudian diberi nama Liga Muslim. Liga muslim juga merupakan
partai politik yang berperan dalam menyelesaikan pertikaian yang fundamental
antara umat muslim dengan umat Hindhu di India. Liga muslim ini juga bergerak
aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan umat muslim di India dari agitasi
politik yang didominasi umat Hindhu.
Sebagai
sebuah wadah penampung aspirasi umat muslim India, Liga Muslim memiliki pengaruh
yang cukup kuat di India. Beberapa pengaruh tersebut diantaranya, pebaikan
perekonomian masyarakat muslim India, perbaikan status sosial umat muslim
India, serta perbaikan dalam hal berpolitik umat muslim India.
Peran dan Tokoh Liga Muslim di India
Lambat laun
setelah Liga Muslim mulai terbentuk dan mulai berkembang, mereka mulai
melakukan pergerakan dan melaksanakan tugasnya dengan membela kepentingan kaum
muslim dari berbagai aspek, yaitu kehidupan ekonomi, politik, sosial serta
kebudayaan Islam. Tokoh yang terkenal pada jaman itu ialah Presiden Liga Muslim
pada tahun 1913 Muhammad Ali Jinnah. Muhammad Ali Jinnah lahir di Karachi pada
tahun 1876. Keluarganya bermata pencaharian sebagai pedagang di daerah Karachi.
Ia pun juga pernah mengenyam pendidikan di Inggris namun tak lama, untuk itu
pada saat usianya baru berumur 16 tahun. Sekembalinya ia dari Inggris, banyak
ilmu pengetahuan yang didapat dan juga tak sabar ia praktikan di daerah asalnya
bahkan ke India.
Pada awalnya,
berkecimpungan Ali Jinnah ke dunia politik dimulai pada tahun 1906 yang mana
pada saat itu ia menghadiri sidang All India National Congres di Calcutta
sebagai sekertaris pribadi presiden Dadabahay Naoroji. Ia dipilih menjadi
anggota dewan legislatif kerajaan, ia mendukung rencana undang-undang
pengesahan wakaf yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap perkenalannya dan
keakrabannya pada pemimpin muslim pada saat itu. Namun pada saat undangan liga
muslim, ia menolak untuk menandatangani perjanjian sebagai anggota karena tujuan
liga muslim dianggap tidak cukup tinggi. Akan tetapi pada akhirnya setelah
anggaran dasarnya dirubah, ia pun mau dan ikut serta dalam liga muslim
tersebut.
Ali Jinnah
banyak memberikan perubahan dan memperbaharui Liga Muslim India. Tak hanya itu,
ia telah membangkitkan semangat umat muslim dengan usahanya untuk menegakkan
Negara Pakistan yang semula diimpikan oleh Muhammad Iqbal. Tekad bulat dan
kukuh terhadap pendiriannya menjadikan ia berjasa besar dalam memperjuangkan
cita-cita hingga dapat mendirikan suatu negara. Inilah sebabnya juga, rakyat
Pakistan memberikan gelar kepadanya Quadi Azam yang berarti pemimpin
besar. Tanggal 11 September 1948 Ali Jinnah menderita sakit parah dan pada sore
harinya ia meninggal dunia.
Liga Muslim
banyak melakukan pembicaraan dan perundingan dengan pihak kongres Nasional.
Salah satu hasil dari perundingan yang dilakukan oleh Liga Muslim adalah Perjanjian
Lucknow. Menurut perjanjian Lucknow umat Islam India akan memperoleh daerah
pemilihan terpisah dan ketentuan ini akan dicantumkan dalam Undang-undang Dasar
India yang akan disusun kelak kalau telah tiba waktunya. Pada tahun 1930-1932
diadakan Konferensi Meja Bundar oleh Inggris, konferensi ini bertujuan untuk
meninjau perubahan-perubahan tata negara.
Undang-undang
Pemerintah India tahun 1935 tidak membuat puas Kongres atau kaum Muslim. Dalam
konstitusi banyak diambil tokoh-tokoh muslim ke dalam kabinet. Dalam prakteknya
suatu parlemen yang mempunyai mayoritas besar tidak perlu berkoalisi dengan
partai lainnya. Pandangan Liga adalah menteri-menteri muslim itu diangkat bukan
karena mereka berhak, tetapi mereka mewakili kaum muslim, mereka harus memiliki
rasa percaya diri penuh sebagai wakil muslim dalam badan legislatif.
Sejak tahun 1924
pembagian India antara kaum Hindu dan Muslim telah diusulkan oleh salah satu
pemimpin Hindu. Ditahun 1933, Rahmat Ali menciptakan nama Pakistan dan sejak
saat itu mereka berjuang untuk mencapainya. Setelah muncul rencana pembentukan
Pakistan oleh Rahmat Ali, orang muslim yang sudah terlalu menderita berfikiran
untuk mendirikan negara muslim. Mereka merasa bahwa mereka adalah orang muslim
dan barulah mereka merasa menjadi orang India.Partai-partai Islam di India
bertumpu pada Liga Muslim. Pertentangan antara umat Islam dan Hindu di India
sudah bukan karena masalah yang ditimbulkan akibat perjanjian Lucknow, tetapi
karena tuntutan minoritas yang menganggap golongan Hindu lah yang melanggar
perjanjian yang mereka buat sendiri. Ditengah kemelut antara golongan Hindu dan
Muslim akhirnya India memperoleh kemerdekaan.
Adapun beberapa
tokoh serta peranan dalam Liga Muslim di India :
1.
Sayid
Ahmad Khan
Sayid Ahmad Khan adalah putra dari Mir Muttaqi, yang
mana dia masih memiliki keturunan dari kerajaan Mughal. Sebagai seorang pejabat
pengadilan dia dikenal sebagai pejabat negeri yang adil, cakap dan
memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.Peristiwa pemberontakan Mutiny (pembunuhan
pada orang-orang Eropa) membuatnya sangat menentang pemberontakan itu dan
bahkan dia membantu orang-orang Inggris. Pemberontakan ini berakibat keras bagi
kehidupan masyarakat islam. Karena beberapa tahun setelah Mutiny, banyak umat
muslim yang ditindas oleh bangsa Inggris. Dia berfikir bahwa tragedi yang
terjadi ini adalah karena kebodohan. Sejak saat itulah dia mulai bertekat untuk
mendidik orang yang memerintah dan orang yang diperintah. Kemudian dia
mulai mendirikan sekolah-sekolah. Sekolah ini didirikan dengan kerjasama antara
orang Islam dengan orang Hindu.
2.
Maulana
Muhammad Ali
Maulana Muhammad Ali lahir tahun 1878, sejak kecil ia
telah ditinggal mati oleh ayahnya, sehingga Ia dibesarkan oleh ibundanya.
Muhammad Ali melanjutkan kuliahnya di Oxford Universitydengan mendapatkan gelar
Honours. Tahun 1910 Muhammad Ali meninggalkan Baroda dan pada tanggal 1 Januari
1911 ia mulai menerbitkan “Comadre” di Calcuta. Comrade memiliki peranan yang
penting dalam membentuk visi politik umat Islam di India. Majalah ini tanpa
takut takut menolak diskriminasi-diskriminasi dan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh anak negeri, tetapi Ia secara sistematis juga
mengkritik bengalee, Tribune dan surasurat kabar Hindu lainnya yang
terus menerus mengkritik organisasi Liga Muslim yang belum lama terbentuk.
Tahun 1918
Muhmmad Ali juga menerbitkan surat kabar Urdu Hamdard, dengan tujuan untuk
mencapai jangkauan pembaca yang lebih luas lagi. Selama terjadi perang Bahkan
ia mendirikan misi kesehatan dibawah kepemimpinan Dr. Ansari mengunjungi Turki,
ini merupakan utusan pertama yang dikirimkan umat muslim India kepada Negara
muslim diluar India.
3.
Iqbal
Iqbal dilahirkan tahun 1873 di Sialkot , ia
merupakan kaum sederhana. Namun karena kecerdasannya ia mendapatkan beasiswa
hingga perguruan tinggi. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Iqbal menjadi
staf dosen di perguruan tinggi pemerintah, namun saat itu ia juga mulai menulis
karya sastra. Iqbal banyak menulis syair. Banyak karya sair yang ia hasilkan.
Adapun syair yang paling termasyur dari syair-syair yang ia hasilkan adalah
“Tarana-Hindi” (lagu kebangsaan India).
Puncak karier politik Iqbal terjadi pada tahun 1930,
dimana pada sidang tahunan All India Muslim League ia mengajukan untuk pertama
kalinya kepada umat muslim India mengenai tujuan nasional yang kemudian dikenal
dengan Pakistan.
4.
Liaquat
Ali Khan
Nawab Zada Liaquat Ali Khan, lahir tahun 1896 didistrik
Karnal-Punjab Timur. Pada tahun 1940 ia dipilih menjadi anggota dewan
legislatif pusat, dimana ia menjadi wakil partai Liga Muslim dibawah pimpinan
Quadi Azam. Yang paling penting adalah terpilihnya ia sebagai sekertaris All
India Muslim League pada tahun 1937. Kesempatan besar datang pada tahun 1946
ketika ia dipilih menjadi dewan eksekutif wakil raja Inggris. Dan menjadi
menteri keuangan pada pemerintahan India sementara, yang mendahului pemisahan
Pakistan selanjutnya sat Pakistan merdeka ia diangkat menjadi perdana menteri
Pakistan.
Sepeninggal Quadi Azam ada salah satu masalah besar
yang dihadapi oleh Liaquat Ali Khan, yakni masalah penyesuaian pandangan antara
kaumkaum modernis dan tradisionalis mengenai masa depan Pakistan. Liquat Ali
Khan bukanlah seorang pemikir, melinkan ia adalah seorang pelaksana ide besar
yang tanpa adanya ia mungkinjalannya Negara Pakistan yang baru didirikan tidak
sebagaimana mestinya.
5.
Maulana
Sayid Abul A’la Maududi
Abul A’la Maududi adalah putra dari Ahmad Hasan yang
lahir tanggal 3 Rajab 1321 H/25 September 1903 M di Aurangabad. Maududi
mulai menulis tentang isu-isu politik dan kultural yang menonjol pada saat itu.
Ia tidak ada henti-hentinya mengkritik ideologi-ideologi baru yang mulai
mempengaruhi pikiran-pikiran dan jiwa umat muslim, dan berusaha menunjukan
kekosongan ideologi-ideologi itu.
Maududi merupakan pemikir Islam modern yang
paling sistematis. Darma-bakti yang paling besar dari Al-Maududi adalah merubah
Islam menjadi suatu sistem atau barangkali memberikan ekspresi kepada tendensi
modern untuk merubahnya. Banyak orang Islam berbeda pendapat dengan Maududi,
tetapi berangsur-angsur mereka mempunyai pengertian tentang adanya system
ekonomi islam, politik islam, konstitusi islam dan sebagainya.
Comments
Post a Comment